Publikasi di jurnal internasional atau nasional?

23 November 2022

Publikasi di jurnal internasional atau nasional?

Publikasi ilmiah menjadi kegiatan rutin dan kewajiban peneliti, akademisi, dosen, bahkan hingga mahasiswa di Indonesia setiap tahunnya karena menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat atau kelulusan. Publikasi tersebut dapat dilakukan di jurnal mana saja, bisa secara nasional atau internasional. Tentunya, publikasi yang dilakukan pada jurnal yang “bergengsi” berkorelasi dengan kenaikan pangkat yang lebih tinggi juga, sehingga terdapat momok untuk berlomba-lomba publikasi secara internasional saja. Terlebih, beberapa institusi akan memberikan “insentif” yang lebih tinggi jika publikasi di jurnal Internasional. Namun kenyataanya, proses review jurnal internasional tentunya sangatlah ketat. Bahkan, untuk proses reviewnya dapat memakan waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Itu juga kalau artikel Anda di accept oleh publishernya. Maka dari itu, jurnal nasional masih dapat dipertimbangkan, terlebih akan biaya publikasi yang dapat lebih murah, lebih cepat diproses, dan lebih besar peluang untuk diterima.

Melihat dari alasan pilih alasan diatas, tentu semakin terasa penting. Sebenarnya ranking jurnal baik di Internasional atau lokal Indonesia itu bagaimana sih?

Di Indonesia, jurnal nasional dibagi menjadi jurnal nasional biasa / lokal dan jurnal nasional yang “terakreditasi” oleh Kemdikbudristek. Tentunya, jurnal nasional terakreditasi akan lebih terjamin kualitasnya baik dari substansi atau pengelolaan jurnal. Untuk mempermudah menentukan mana jurnal yang terakreditasi, kemdikbudristek telah membuat database jurnal yang disebut SINTA. Melalui kriteria Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA), Kemdikbudristek membagi SINTA menjadi beberapa klasifikasi, yaitu SINTA 1 hingga SINTA 6, dengan SINTA 1 sebagai jurnal dengan akreditasi tertinggi.

Untuk akreditasi jurnal internasional, umumnya klasifikasinya berdasarkan indeks jurnal. Indeks jurnal bisa berdasarkan Scopus dan Web of Science (WoS). Kalau berdasarkan Scopus, jurnal dibagi menjadi kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1) hingga keempat (Q4). Melalui pembagian ini, tentu tidak asing bagi kita untuk melihat kesohoran peneliti dalam menonjolkan kesuksesannya melalui banyaknya publikasi di jurnal Q1. Tidak kalahnya dengan WoS, jurnal internasional dibagi menggunakan “impact factor”. Maksudnya apa? Impact factor itu dihitung dari banyaknya sitasi dibagi banyaknya publikasi jurnal tersebut dalam 2 tahun. So, impact factor “6” berarti rata-rata artikel yang dipublikasi di jurnal tersebut selama 1-2 tahun itu telah disitasi sebanyak 6 kali.

Sekarang Anda sudah lebih terbayang akan ranking jurnal nasional dan internasional? Eits, tapi hati-hati ya. Soalnya walaupun di Q1 atau impact factor tinggi, tetap ada jurnal berbahaya yang harus dihindari, yaitu “Jurnal Predator”. Apa itu jurnal predator? Baca:

Jurnal Predator: Memangsa Peneliti Naif

Referensi:

  1. Wibowo W. Menulis Artikel Ilmiah Yang Komunikatif: Strategi Menembus Jurnal Akademik Bereputasi. Bumi Aksara; 2022 May 11.