Siapakah yang pantas jadi penulis utama?

18 Oktober 2023

Siapakah yang pantas jadi penulis utama?

Ketika para peneliti berkolaborasi dalam penulisan dan publikasi ilmiah, tentu akan sering ditemukan berbagai permasalahan dan ketidaksepakatan. Salah satu bentuk ketidaksepakatan tersebut adalah kesulitan untuk memutuskan siapa yang berhak menjadi penulis utama. Seluruh anggota tentunya masing-masing ingin terdaftar sebagai penulis pertama. Dalam survei tahun 2005, bahkan para peneliti senior yang telah berhasil menerima hibah dari National Institutes of Health (NIH) AS, sebanyak 10% dari mereka mengakui bahwa mereka masih kesulitan untuk menetapkan urutan kepengarangan.

Hal ini mungkin dikarenakan penulis utama mendapat keistimewaan sebagai nama pertama yang muncul ketika ingin disitasi berbagai penilitan lainnya. Tidak hanya itu, penulis utama juga dipandang sebagai sosok yang memegang tanggung jawab serta pengerjaan yang paling banyak. Maka dari itu, perselisihan akan penulis utama juga dapat terjadi karena semua penulis merasa telah melakukan upaya yang sama besarnya, tetapi dalam aspek yang berbeda. Contohnya seperti salah satu penulis merasa berkontribusi paling besar karena yang telah mengembangkan ide, sedangkan penulis lainnya merasa berhak menjadi penulis utama karena telah melakukan sebagian besar analisis data.

Lalu bagaimana caranya untuk menyelesaikan perselisihan tersebut? Ketidaksepakatan kepengarangan dapat kita minimalisir dengan berbagai pendekatan, mulai dari diskusi antar penulis yang cermat serta pemahaman yang baik tentang praktik / pedoman kepengarangan di masing-masing bidang ilmiah. Tidak ada pendekatan yang sempurna, tetapi memutuskan siapa yang mendapat kredit kepengarangan untuk menjadi seorang penulis dan bagaimana kita mengurutkan urutan kepengarahan adalah bagian penting dalam melakukan penulisan dan publikasi ilmiah secara bertanggung jawab.

Praktik / pedoman kepengarangan secara garis besar dapat disesuaikan dengan definisi “penulis utama” berdasarkan jurnal yang ingin dituju. Seperti halnya apakah penulis utama merupakan penulis paling senior, paling berkontribusi, atau merangkap sebagai penulis korespondensi (Baca: Apakah penulis korespondensi harus penulis utama?) The International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE) telah mengembangkan pedoman terkait kepengarangan yang digunakan oleh berbagai jurnal dan institusi. Berdasarkan pedoman ICMJE, sebelum penentuan penulis utama, utamanya harus ditentukan terlebih dahulu siapa yang berhak untuk menjadi penulis. Untuk menjadi penulis, setiap peneliti harus memenuhi empat kriteria utama, yaitu penulis harus terlibat dalam merancang penelitian tersebut, mengumpulkan data atau menganalisis hasil yang didapat, penulis harus berpartisipasi dalam menyusun atau merevisi naskah manuskrip, serta penulis harus menyetujui karya akhir yang akan diterbitkan. Melalui kriteria utama tersebut, kita dapat mengeksklusi berbagai akademisi yang hanya memberikan ide dan ingin tercantum sebagai penulis secara serta-merta. Setelah itu, ICMJE dan Committee on Publication Ethics (COPE) merekomendasikan agar para penulis memutuskan urutan kepengarangan mereka secara progresif. Hal ini berimplikasi bahwa urutan kepengarangan sebagai penulis utama dapat dilakukan bahkan sebelum melakukan penelitian dan ditinjau ulang kembali daftar penulis seiring penulisan berlangsung. Jikalau dari para penulis masih berselisih, maka dapat dilakukan rapat untukduduk bersama dan mencoba untuk dimusyawarahkan hingga mencapai mufakat. Jika tidak berhasil, para penulis dapat meminta pendapat pihak ketiga yang tidak bias untuk menjadi mediator dalam penentuan urutan kepengarangan.

Referensi:

  1. Dance A. Authorship: Who's on first?. Nature. 2012 Sep;489(7417):591-3
  2. Martinson BC, Anderson MS, De Vries R. Scientists behaving badly. Nature. 2005 Jun;435(7043):737-8.